MESKI KRISIS GLOBAL EKONOMI TUMBUH PROSPEKTIF




Di tengah krisis global yang masih melanda dunia, termasuk Indonesia, perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) tetap tumbuh prospektif.

Ekonomi Kalsel punya peluang tumbuh dan berkembang serta memberikan harapan. Pertumbuhan ekonomi Kalsel triwulan pertama tahun 2009 mencapai angka 4,03 persen, lebih baik dibandingkan kondisi triwulan keempat tahun 2008 yang tumbuh 2,99 persen.

Kondisi perekonomian yang cukup baik ini ditopang pertumbuhan di sektor pertanian dan sektor perdagangan. Membaiknya sektor pertanian dipengaruhi mulai membaiknya kondisi sektor perkebunan sejalan membaiknya tingkat harga komoditas di pasar internasional.

Sementara itu, dengan krisis global yang masih belum berhenti, dan berdampak luas pada perekonomian negara termasuk Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi nasional triwulan pertama tahun 2009 mencapai 4,4 persen, melambat dibandingkan triwulan keempat tahun 2008 sebesar 5,2 persen. Faktor yang menggerus pertanian ekonomi nasional adanya penurunan ekspor dan konsumsi masyarakat sebagai imbas gejolak krisis keuangan dunia.

Laju pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan kedua tahun 2009 di perkirakan akan lebih tinggi, berada pada kisaran 4,02 persen sampai 4,66 persen. Sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi masyarakat dan membaiknya ekspor komoditas perkebunan dan pertambangan. Dari sektoral, sektor pertanian dan perdagangan diperkirakan akan menopang laju pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi yang positif mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan pendapatan pada masyarakat, sehingga kesejahteraan bisa ditingkatkan dan pengentasan kemiskinan akan lebih baik.

Perekonomian Kalsel yang prospektif sangat beralasan karena tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kalsel mampu mencapai 6,23 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 sebesar 6,01 persen. Bahkan pada triwulan ketiga tahun 2008, pertumbuhan ekonomi daerah ini mencapai angka 9,68 persen.

Struktur ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2008 terbentuk dengan kontribusi berbagai sektor. Kontribusi pertanian 22,56 persen; pertambangan dan penggalian 21,84 persen; perdangan dan hotel serta restoran 15,03 persen; industri pengolahan 10,36 persen; jasa 9,03 persen; angkutandan komuikasi 9,22 persen; kontruksi 6,29 persen; keuangan dan jasa perusahaan 4,82 persen; listrik dan air minum 0,57 persen.

Besarnya perhatian Gubernur Kalsel Drs H Rudy Ariffin terhadap pembangunan pertanian, mendorong kemajuan sektor ini.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu penyangga produksi padi nasional. Produksi padi tahun 2008 mencapai 1.977.789 ton meningkat dibandingkan tahun 2007 sebesar 1.953.868 ton. Tahun 2009 diperkirakan mencapai 2,01 juta ton. Produksi beras tahun 2008 surplus 636.000 ton.

Keberhasilan sektor pertanian mampu memenuhi kebutuhan pangan Kalsel serta membantu daerah-daerah lain memenuhi kebutuhan pangan. Nilai tukar petani di Kalimantan Selatan sebagai salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani mencapai 95,74 persen. Pada Juni 2009, nilai tukar petani Kalimantan Selatan tercatat 99,54 atau naik 1,26 persen dibandingkan nilai tukar petani Mei 2009 sbesar 98,30 persen. Kemajuan pembangunan pertanian itu membuahkan hasil dan prestasi berupa penghargaan Ketahanan Pangan dari Pemerintah Pusat. Penghargaan Ketahanan Pangan wujud keberhasilan dan kemajuan pembangunan pertanian, yang banyak menyerap tenaga kerja, dan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat.

Nilai ekspor Kalsel pada bulan April 2009 US$ 295,67 juta, naik 23,43 persen dibandingkan bulan Maret 2009 sebesar US$ 239,55 juta. Secara komulatif nilai ekspor Kalimantan Selatan Januari sampai April 2009 mencapai US$ 950,52 juta.
 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates